1.1
PENGERTIAN
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat
secara lokal pada kulit atau pada membran
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. (Christine Juliana, 2007 : 1)
1.1 pemberian obat secara topika
1.2
TUJUAN
Pemberian obat secara topical
bertujuan untuk :
1. Memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut
2. Mempertahankan
hidrasi lapisan kulit
3. Melindungi
permukaan kulit
4. Mengurangi
iritasi kulit local
5. Menciptakan
anastesi local
6. Atau
mengatasi infeksi atau iritasi
(Jean Smith
dan Joyce Young, 2010 : 291)
1.3
KLASIFIKASI
OBAT
1.3.1
BERDASARKAN BENTUK
1) Lotion
Lotion
ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan cenderung lebih emollient di
alam dibandingkan dengan shake lotion. Lotion biasanya terdiri
dari minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol.
Bisanya lotion akan cepat mengering jika mengandung alkohol yang tinggi.
2) Shake lotion
Shake
lotion merupakan campuran yang memisah menjadi dua atau tiga bagian apabila
didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering dicampur dengan larutan
berbasis air. Perlu dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
3) Cream
Cream
adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan mempertahankan bentuknya
apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya digunakan untuk melembabkan kulit.
Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi. Cream memiliki
tingkat penerimaan yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam
bahan, komposisi, pH, dan toleransi antara merek generik.
4) Salep
Salep
adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal, berminyak dengan viskositas
tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau selaput
lendir. Salep digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi,
atau profilaksis sesuai dengan tingkat oklusi yang diinginkan. Salep
digunakan pada kulit dan selaput lendir yang terdapat pada mata (salep mata),
vagina, anus dan hidung. Salep biasanya sangat pelembab, dan baik untuk kulit
kering selain itu juga memiliki risiko rendah sensitisasi akibat
beberapa bahan minyak atau lemak. (Jean Smith, Joyce Young dan patricia carr, 2005 :
684)
1.3.2
BERDASARKAN KEGUNAAN
1. ANTI
INFEKSI TOPIKAL
Contoh
Obat:
BACTROBAN
Komposisi :
Mupirocin calcium
Indikasi :
Terapi topikal infeksi sekunder pada lesi kulit traumatik.
Dianjurkan :
Dewasa & anak – anak Oleskan 3 X /
hari selama 10 hari
Kontra
Indikasi : Hipersensitif terhadap mupirocin
Peringatan :tidak untuk digunakan pada mata atau hidung. Hindari
kontak mata.
Gunakan dengan hati-hati jika ada gangguan ginjal.
Efek
samping : rasa panas, gatal, tersengat, eritema.
CETRICILLIN
Komposisi : tiap gram cream
mengandung cetrimide 5 mg
( 5% )dasar cream sampai 1
gr
Indikasi :antiseptik yang
digunakan pada luka-luka ringan karena sengatan matahari.
Kontra
indikasi : Bagi penderita yang
hipersensitif terhadap cetrimide
Cara
pemakaian : Ditempat yang sejuk
dan terlindung dari cahaya
Kemasan : Tube @ 15 gr
1.2
cetricillin
cream kulit merupakan
berguna
untuk membunuh
kuman-kuman baik gram positif maupun gram negatif.
2. ANTI
JAMUR
Contoh
obat :
ERPHAMAZOL CREAM
Komposisi :setiap
5 gr erphamazol cream mengandung 1% klotrimasol
Indikasi :Cream ini sangat baik untuk pengobatan dermatofitosis
atau penyakit jamur yang disebabkan antara lain ioleh trichophyton,
epidermophyton, microsporum, candida albicans malassezia furfur. Jadi sangat
baik untuk:
1.
jamur pada kulit
kepala (tineacapitis)
2.
jamur kuku (tinea
unguium / onychomycosis)
3.
jamur pada
lipatan-lipatan tubuh atau sela-sela jari (cutaneous candidiasis)
4.
panu (tinea
versicolor) dan infeksi jamur lainnya (mis : tinea corporis, tinea cruris, dll)
Efek
samping :bila digunakan konsentrasi besar akan menjadi iritasi
dan rasa terbakar
pada kulit
Cara
pemakaian :oleskan erphamazol
cream tipis-tipis pada bagian yang sakit 2-3x sehari, lamanya pengobatan berbeda-bada tergantung dari jenis dan luasnya penyakit. Biasanya berkisar
1-2 minggu
Kemasan :tube @ 5 gr erphamazol
cream simpanlah di tempat yang sejuk dan terlindung dari
matahari
1.3
erphamazol
cream adalah
obat
anti jamur dengan spectrum luas
CANESTEN
Komposisi :
clotrimazole
Indikasi :
Ø Krim : dermatomikosis disebabkan oleh dermatofit ragi,
jamur dan fungi lain, ptiriasis versikolor, eritrasma.
Ø bubuk : kandididiasis krim candida albicans, pityriasi versicolor, tinea pedis,
tinea cruris, tinea corporis.
Dianjurkan :
Krim
: oleskan 2-3 x/hr.
Bubuk :
gunakan 1-2 x/hr
Kontra Indikasi :
hipersensitif terhadap klotrimazol.
Peringatan :
hamil trisemester-1, laktasi.
Efek samping : eritema, rasa tersengat, kulit
melepuh atau mangelupas, gatal, ultikaria, rasa terbakar dan iritasi kulit.
1.4
canesten adalah obat yang digunakan untuk membunuh
kuman jamur
3. ANTI INFEKSI TOPIKAL DENGAN KORTIKOSTEROID
Contoh Obat :
APOLAR-N
Komposisi :
per
gram desolide 0,5 mg. Neomycin sulfat 5mg
Indikasi : dermatitis terinfeksi, dermatitis atopik, dermatitis seborok,
pruritus pada anus dan vulva, autitis eksterna
Dianjurkan : oleskan 2-3 x/hr
Kontra Indikasi :
herpes simpleks, cacar air, TBC kulit, penyakit kulit karena cipilis, dan ulkus
kulit. Terapi untuk mata. Hipersensitifitas terhadap neomysin.
Peringatan :
hindari pemakaian jangka lama pada permukaan kulit yang luas.
BETASON-N
Komposisi : beta methason,
valerat 0,1%, neomysin sulfat 0,5%.
Indikasi :
eksim pada bayi, dermatitis atopik, alergi pesoriasis, neuro dermatitis.
Dianjurkan :
oleskan pda lesi 2 x/hr.
Peringatan : pemakaian jangka panjang atau untuk profillaksis, kambuh kembali jika
dihentikan secara mendadak, hindari kontak dengan mata, kerusakan kulit berat.
Efek samping : kulit kering, pruritus, iritasi,
rasa nyeri atau terbakar sementara (ringan sampai sedang), perubahan atrofi
lokal pada kulit, pemakaian jangka panjang dan intensif (hiperkoltisme), gatal,
folikulitis, hipertrikosis, erupsi sperti agne.
4. KORTIKOSTEROID
TOPIKAL
Contoh
Obat :
ADVANTAN
Komposisi :
methylprednisolone aceponate
Indikasi :Dermatitis atopik ( ekzema endogenus, neurodermatitis, neuradermatitis ),
ekzema kontak, degeneratif, dishidrotik, vulgaris & ekzema pada anak.
Dianjurkan :oleskan
1x/hari. Lama terapi;dewasa <12 mingu, anak tdk>4 minggu.
Kontra indikasi :TB
atau sifilis pada kulit yang akan diobati, rosasea,
dermatitis, perioral dan reaksi kulit pasca vaksinasi pada bagian
kulit yang akan diobati.
Hypesensitif pada methyprednisolone aceponate hamil
laktasi.
Peringatan : penyakit kulit karena infeksi
bakteri dan atau infeksi jamur. Bayi anak, pengunaan pada bagian tubuh luas,
pengunaan jangka lama.
Efek samping :gatal,
rasa terbakar, eritema, vasikulasi,
atrofi, streae, atau kondisi
pada kulit yang menyerupai acne.
APOLAR
Komposisi :
desonide
Indikasi :
dermatitis atopik dan kontak, eksema terutama pada anak psoriasis, dan pruritus
pada anus dan vulva, eritema akibat terbakar sinar matahari dan dermatitis
lainya.
Dianjurkan :
2-3x sehari.
Kontra indikasi :
herpes simplex, varisela, TBC kulit, dermatitis karena sipilis dan ulkus.
Peringatan : hindari pemakaian jangka
panjang pada permukaan kulit yang luas.
1.5
PROSEDUR
PEMBERIAN
1.
Persiapan alat
a. Agen
tropical yang dipesankan (misalnya krim, losion, aerosol, sprai, bubuk)
b. Kartu
atau formulir obat
c. Kasa
kecil steril
d. Sarung
tangan sekali pakai atau steril
e. Aplikator
berujung kapas atau tong spatel
f. Baskom
dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah
g. Kasa
balutan, penutup plastic, plester (Jean
Smith dan Joyce Young, 2010 : 293)
2.
Persiapan pasien
a.
Menjelaskan
kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b.
Menjaga
prefasi pasien
3.
Persiapan lingkungan
a.
Menutup
sampiran
b.
Mengatur
posisi pasien
4.
Prosedur kerja
a) Telaah
pesanan dokter untuk memastikan nama obat, kekuatan, waktu dan tempat pemberian
b) Cuci
tangan
c) Atur
peralatan di samping tempat tidur klien
d) Tutup
gorden / pintu ruangan
e) gelang
ID dan menanyakan nama klien
f) Posisikan
klien dengan nyaman. Lepas pakaian atau lien tempat tidur, pertahankan area
yang tak digunakan tertutup
g) Inspeksi
kondisi kulit klien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit, lepaskan semua
debris dan kulit yang mengeras (kerak). (gunakan sabun basah ringan)
h) Keringkan
atau biarkan area kering oleh udara
i)
Bila kulit terlalu
kering dan mengeras, gunakan agen topical saat kulit masih basah
j)
Gunakan sarung tangan
bila ada indikasi
k) Oleskan
agen topical :
Krim,
salep, dan losion mengandung minyak
a. Letakkan
1 sampai 2 sendok teh obat di telapak dan lunakkan dengan menggosokkan lembut
diantara kedua tangan
b. Manakala obat telah lunak dan lembut, usapkan merata
diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu
c. Jelaskan
kepada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian.
Salep
antiangina (nitrogliserin)
a. Berikan
beberapa inci salep yang diinginkan di atas kertas pengukur.
b. Kenakan
sarung tangan sekali pakai bila diperlukan. Oleskan salep pada permukaan kulit
dengan memegang tepi atau bagian belakang kertas pembungkus dan menempatkan
salep diatas kulit. Jangan menggosok atau memasase salep pada kulit.
c. Tutup
salep dan lapisi dengan pelapis plastic dan plester dengan aman. (tidak menjadi
keharusan)
Sprei
Aerosol
a. Kocok
wadah dengan keras
b. Baca
label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang seprai menjauh area (biasanya
15 sampai 30 cm)
c. Bila
leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan
wajah dari arah seprai
d. Semprotkan
obat dengan merata pada bagian yang sakit
Losion
mengandung suspense
a. Kocok
wadah dengan kuat
b. Oleskan
sejumlah kecil losion pada kasa balutan atau bantalan kecil dan oleskan pada
kulit dengan menekan merata secara pertumbuhan bulu.
c. Jelaskan
pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering
Bubuk
a. pastikan
bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b. rengangkan
dengan baik bagian lipatan kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
c. bubuhkan
sedikit area kulit dengan dispenser sehingga area tertutup dengan bubuk halus,
lapisan tipis.
d. Tutup
area kulit dengan balutan bila diperintahkan oleh dokter
e. Bantu
klien posisi nyaman, kenakan kembali pakaian dan tutup dengan linen tempat
tidur sesuai keinginan.
f. Buang
peralatan yang basah pada wadah yang disediakan dan cuci tangan
(Jean
Smith dan Joyce Young, 2010 : 293)
1.6
HAL-HAL
YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Kaji
pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan tujuan
medikasi.
2. Perhatikan
kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri
3. Waspada
terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan pada kulit
mempengaruhi penyerapan obat.
4. Pastikan
bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda reaksi lokal agens topikal.
5. Tekankan
perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengoleskan agens topikal.
6. Dengan
medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap serbuk.