Sabtu, 02 Juni 2012

PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL


1.1  PENGERTIAN
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. (Christine Juliana, 2007 : 1) 
                             
1.1 pemberian obat secara topika

1.2  TUJUAN
Pemberian obat secara topical bertujuan untuk :
1.      Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
2.      Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
3.      Melindungi permukaan kulit
4.      Mengurangi iritasi kulit local
5.      Menciptakan anastesi local
6.      Atau mengatasi infeksi atau iritasi
 (Jean Smith dan Joyce Young, 2010 : 291)

1.3  KLASIFIKASI OBAT
1.3.1        BERDASARKAN BENTUK
1)      Lotion
Lotion ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan cenderung lebih emollient di alam dibandingkan dengan shake lotion. Lotion biasanya terdiri dari minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki kandungan alkohol. Bisanya lotion akan cepat mengering jika mengandung alkohol yang tinggi.
2)      Shake lotion
Shake lotion merupakan campuran yang memisah menjadi dua atau tiga bagian apabila didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Minyak sering dicampur dengan larutan berbasis air. Perlu dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
3)      Cream
Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya. Cream biasanya digunakan untuk melembabkan kulit. Cream memiliki risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi. Cream memiliki tingkat penerimaan yang tinggi oleh pasien. Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan toleransi antara merek generik.
4)      Salep
Salep adalah sebuah homogen kental, semi-padat, tebal, berminyak dengan viskositas tinggi, untuk aplikasi eksternal pada kulit atau selaput lendir. Salep digunakan sebagai pelembaban atau perlindungan, terapi, atau profilaksis sesuai dengan tingkat oklusi yang diinginkan. Salep digunakan pada kulit dan selaput lendir yang terdapat pada mata (salep mata), vagina, anus dan hidung. Salep biasanya sangat pelembab, dan baik untuk kulit kering selain itu juga memiliki risiko rendah sensitisasi akibat beberapa bahan minyak atau lemak. (Jean Smith, Joyce Young dan patricia carr, 2005 : 684)
1.3.2        BERDASARKAN KEGUNAAN
1.      ANTI INFEKSI TOPIKAL
Contoh Obat:
BACTROBAN
Komposisi                      : Mupirocin  calcium
Indikasi                          : Terapi topikal infeksi sekunder pada lesi kulit traumatik.
Dianjurkan                     : Dewasa  & anak – anak Oleskan 3 X / hari selama 10 hari
Kontra Indikasi           : Hipersensitif terhadap mupirocin
Peringatan                     :tidak untuk digunakan pada mata atau hidung. Hindari kontak mata. Gunakan dengan hati-hati jika ada gangguan ginjal.
Efek samping              : rasa panas, gatal, tersengat, eritema.
CETRICILLIN
Komposisi                     : tiap gram cream mengandung cetrimide 5 mg ( 5% )dasar cream sampai 1 gr
Indikasi                         :antiseptik yang digunakan pada luka-luka ringan karena sengatan matahari.
Kontra indikasi           : Bagi penderita yang hipersensitif terhadap cetrimide
Cara pemakaian           : Ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
Kemasan                     : Tube @ 15 gr
               




 





 



1.2 cetricillin cream kulit merupakan berguna untuk membunuh
kuman-kuman baik gram positif maupun gram negatif.

2.      ANTI JAMUR
Contoh obat :
ERPHAMAZOL CREAM
Komposisi                   :setiap 5 gr erphamazol cream mengandung 1% klotrimasol
Indikasi                         :Cream ini sangat baik untuk pengobatan dermatofitosis atau penyakit jamur yang disebabkan antara lain ioleh trichophyton, epidermophyton, microsporum, candida albicans malassezia furfur. Jadi sangat baik untuk:
1.      jamur pada kulit kepala (tineacapitis)
2.      jamur kuku (tinea unguium / onychomycosis)
3.      jamur pada lipatan-lipatan tubuh atau sela-sela jari (cutaneous candidiasis)
4.      panu (tinea versicolor) dan infeksi jamur lainnya (mis : tinea corporis, tinea cruris, dll)
Efek samping                 :bila digunakan konsentrasi besar akan menjadi iritasi dan rasa  terbakar pada kulit
Cara pemakaian            :oleskan erphamazol cream tipis-tipis pada bagian yang sakit 2-3x sehari, lamanya pengobatan berbeda-bada tergantung dari  jenis dan luasnya penyakit. Biasanya berkisar 1-2 minggu
Kemasan                        :tube @ 5 gr erphamazol cream simpanlah di tempat yang sejuk dan terlindung dari matahari
                                                     
1.3 erphamazol cream adalah obat anti jamur dengan spectrum luas

CANESTEN
Komposisi                   : clotrimazole
Indikasi                       :
Ø  Krim : dermatomikosis disebabkan oleh dermatofit ragi, jamur dan fungi lain, ptiriasis versikolor, eritrasma.
Ø  bubuk : kandididiasis krim candida albicans, pityriasi versicolor, tinea pedis, tinea cruris, tinea corporis. 
 Dianjurkan     :
Krim    : oleskan 2-3 x/hr.
Bubuk             : gunakan 1-2 x/hr
Kontra Indikasi           : hipersensitif terhadap klotrimazol.
Peringatan                   : hamil trisemester-1, laktasi.
Efek samping                : eritema, rasa tersengat, kulit melepuh atau mangelupas, gatal, ultikaria, rasa terbakar dan iritasi kulit.
                        
1.4  canesten adalah obat yang digunakan untuk membunuh kuman jamur

3.      ANTI INFEKSI TOPIKAL DENGAN KORTIKOSTEROID
Contoh Obat :
APOLAR-N
Komposisi             : per gram desolide 0,5 mg. Neomycin sulfat 5mg
Indikasi                   : dermatitis terinfeksi, dermatitis atopik, dermatitis seborok, pruritus pada anus dan vulva, autitis eksterna
Dianjurkan                        : oleskan 2-3 x/hr
Kontra Indikasi      : herpes simpleks, cacar air, TBC kulit, penyakit kulit karena cipilis, dan ulkus kulit. Terapi untuk mata. Hipersensitifitas terhadap neomysin.
Peringatan             : hindari pemakaian jangka lama pada permukaan kulit yang luas.

BETASON-N
Komposisi             : beta methason, valerat 0,1%, neomysin sulfat 0,5%.
Indikasi                 : eksim pada bayi, dermatitis atopik, alergi pesoriasis, neuro dermatitis.
Dianjurkan                        : oleskan pda lesi 2 x/hr.
Peringatan               : pemakaian jangka panjang atau untuk profillaksis, kambuh kembali jika dihentikan secara mendadak, hindari kontak dengan mata, kerusakan kulit berat.
Efek samping          : kulit kering, pruritus, iritasi, rasa nyeri atau terbakar sementara (ringan sampai sedang), perubahan atrofi lokal pada kulit, pemakaian jangka panjang dan intensif (hiperkoltisme), gatal, folikulitis, hipertrikosis, erupsi sperti agne.

4.      KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Contoh Obat :
ADVANTAN
Komposisi                   : methylprednisolone aceponate
Indikasi                         :Dermatitis atopik ( ekzema endogenus, neurodermatitis, neuradermatitis ), ekzema kontak, degeneratif, dishidrotik, vulgaris & ekzema pada anak.
Dianjurkan                    :oleskan 1x/hari. Lama terapi;dewasa <12 mingu, anak tdk>4 minggu.
Kontra indikasi             :TB atau sifilis pada kulit yang akan diobati, rosasea, dermatitis, perioral dan reaksi kulit pasca vaksinasi pada bagian kulit yang akan diobati. Hypesensitif pada methyprednisolone aceponate hamil laktasi.
Peringatan                     : penyakit kulit karena infeksi bakteri dan atau infeksi jamur. Bayi anak, pengunaan pada bagian tubuh luas, pengunaan jangka lama.
Efek samping              :gatal, rasa terbakar, eritema, vasikulasi, atrofi, streae, atau kondisi pada  kulit yang menyerupai acne.

APOLAR
Komposisi                   : desonide
Indikasi                         : dermatitis atopik dan kontak, eksema terutama pada anak psoriasis, dan pruritus pada anus dan vulva, eritema akibat terbakar sinar matahari dan dermatitis lainya.
Dianjurkan                  : 2-3x sehari.
Kontra indikasi             : herpes simplex, varisela, TBC kulit, dermatitis karena sipilis dan ulkus.
Peringatan                      : hindari pemakaian jangka panjang pada permukaan kulit yang luas.

1.5   PROSEDUR PEMBERIAN
1.      Persiapan alat
a.       Agen tropical yang dipesankan (misalnya krim, losion, aerosol, sprai, bubuk)
b.      Kartu atau formulir obat
c.       Kasa kecil steril
d.      Sarung tangan sekali pakai atau steril
e.       Aplikator berujung kapas atau tong spatel
f.       Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah
g.      Kasa balutan, penutup plastic, plester (Jean Smith dan Joyce Young, 2010 : 293)

2.      Persiapan pasien
a.       Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b.      Menjaga prefasi pasien

3.      Persiapan lingkungan
a.       Menutup sampiran
b.      Mengatur posisi pasien

4.      Prosedur kerja
a)      Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, kekuatan, waktu dan tempat pemberian
b)      Cuci tangan
c)      Atur peralatan di samping tempat tidur klien
d)     Tutup gorden / pintu ruangan
e)      gelang ID dan menanyakan nama klien
f)       Posisikan klien dengan nyaman. Lepas pakaian atau lien tempat tidur, pertahankan area yang tak digunakan tertutup
g)      Inspeksi kondisi kulit klien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kulit yang mengeras (kerak). (gunakan sabun basah ringan)
h)      Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i)        Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical saat kulit masih basah
j)        Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
k)      Oleskan agen topical :
Krim, salep, dan losion mengandung minyak
a.       Letakkan 1 sampai 2 sendok teh obat di telapak dan lunakkan dengan menggosokkan lembut diantara kedua tangan
b.      Manakala  obat telah lunak dan lembut, usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu
c.       Jelaskan kepada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian.
Salep antiangina (nitrogliserin)
a.       Berikan beberapa inci salep yang diinginkan di atas kertas pengukur.
b.      Kenakan sarung tangan sekali pakai bila diperlukan. Oleskan salep pada permukaan kulit dengan memegang tepi atau bagian belakang kertas pembungkus dan menempatkan salep diatas kulit. Jangan menggosok atau memasase salep pada kulit.
c.       Tutup salep dan lapisi dengan pelapis plastic dan plester dengan aman. (tidak menjadi keharusan)
Sprei Aerosol
a.       Kocok wadah dengan keras
b.      Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang seprai menjauh area (biasanya 15 sampai 30 cm)
c.       Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah seprai
d.      Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit
Losion mengandung suspense
a.       Kocok wadah dengan kuat
b.      Oleskan sejumlah kecil losion pada kasa balutan atau bantalan kecil dan oleskan pada kulit dengan menekan merata secara pertumbuhan bulu.
c.       Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering
Bubuk
a.       pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b.      rengangkan dengan baik bagian lipatan kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
c.       bubuhkan sedikit area kulit dengan dispenser sehingga area tertutup dengan bubuk halus, lapisan tipis.
d.      Tutup area kulit dengan balutan bila diperintahkan oleh dokter
e.       Bantu klien posisi nyaman, kenakan kembali pakaian dan tutup dengan linen tempat tidur sesuai keinginan.
f.       Buang peralatan yang basah pada wadah yang disediakan dan cuci tangan
(Jean Smith dan Joyce Young, 2010 : 293)

1.6  HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1.      Kaji pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan tujuan medikasi.
2.      Perhatikan kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri
3.      Waspada terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan pada kulit mempengaruhi penyerapan obat.
4.      Pastikan bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda reaksi  lokal agens topikal.
5.      Tekankan perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengoleskan agens topikal.
6.      Dengan medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap serbuk.